Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

Langkah pertama

Sampai saat ini saya belum pernah bercerita tentang kebanggaan saya yang satu ini.

Tepatnya 3,5 tahun yang lalu. Jejak pertama lepas dari seragam. Tempat yang kupilih ada sebagai rumah kedua. Kebanggaan diri yang pertama setelah menang ketika masih jadi sperma.

Jalan pertama membuka mata terhadap dunia. Rumah pertama dari semua informasi dan calon keluarga. Bergelut dengan mimpi dan keinginan hati yang terdalam.

Terkutuklah mereka yang menyalahgunakan mimpi itu, menjadikan rumah impian ini penuh sampah-sampah mereka yang rakus. Sementara lupa yang ada disana adalah masa depan.

Filosofi sambil mengisi bak mandi



Air mengalir. Mengeluarkan bunyi-bunyi yang khas, ketika jatuh dari ketinggian. Membuat siapapun yang mendegarkan pasti syahdu menyimak.

Pada saat itu, sekelebat dirimu muncul di kepala. Mengajak kencan. Tiba-tiba. Tapi aku belum mandi. Bau. Tidak ada rencana untuk menyinggahi bagian jakarta manapun. Entah itu minggu, atau sabtu.


Pada saat yang sama, aku berpikir mengenai seorang pak tua yang mengingatkanku lagi pada kalimat yang sudah lama kukenal.

"keberuntungan adalah pertemuan dari kesempatan dan kesiapan"


Jadi jika kau ingin beruntung, seharusnya kau selalu siap, sampai kesempatan datang kepadamu. Harus selalu siap. Hanya dengan begitu, pertarungan terasa seimbang. Antara siap, dan sempat.


Lalu kesimpulannya, aku harus selalu cantik, sebelum bertemu denganmu, karena dalam setiap kesempatan apapun bisa saja terjadi. Bukannkah begitu?


Dan bak mandiku sudah penuh air, siap untuk mandi…