sisa kenangan #3 "sekali saja"
ia kembali merindu. merindu di saat yang tepat ketika ia menyiksa dirinya dengan cinta. saat ini ia rekatkan hatinya dengan tubuhnya. ia tahu ia akan kembali hancur berantakan dengan dirinya sendiri. sekali lagi ia mengutuk hujan yang datang seharian. ia hampir orgasme, dengan kepuasan atas sakit yang kenangan beri padanya. tidak akan pernah puas.
rindu ini, cinta yang ini, mendesaknya dalam kepuasan yang sangat-sangat menyakitkan. tapi ia ketagihan. air matanya meleleh pelan, ia pandangi wajahnya di cermin. tidak ada kepuasan yang harusnya ia lihat disana. malah banyak ada bekas luka yang tidak pernah bisa hilang, dan juga luka luka baru yang kelihatan masih sangat segar. dan yang lama? ia gosokan garam disana, agar ia selalu ingat kesakitan ini adalah kepuasannya. adalah penopang hidupnya.
jendela kamar suram itu hanya ada satu dan disana masih hujan.
ia masih belum orgasme tapi ia sudah hancur. meringkuk dalam di lantai dingin dan basah. lalu ia mulai menulis,
"kali ini aku hancur lagi. kali ini aku tidak bisa lagi mengatakan cintaku. kali ini kata-kataku abadi."
kertasnya ia balik, dan kembali menulis.
kumohon, kembalilah dan buktikan cintamu padaku sekali saja.
dan ia mati.
oh tidak, jantungnya berdetak, nafasnya berhembus, tapi hatinya mati. kali itu saja, ia kehilangan semangat dalam matanya dan terpekur . meyakini dirinya sendiri bahwa ia sudah mati.
sisa kenangan #3 "saat yang tepat"
aku akan bertemu denganmu. karena itu aku bergaya seperti ini. dan ketika aku bertemu denganmu, kau bertanya satu hal padaku. "kenapa kamu datang dengan gaya seperti ini?"
aku hanya tersenyum, tapi pikiranku sudah siap menjawab.
aku mengenakan kacamata ini karena aku lelah terpaku oleh cahaya yang terpancar dari wajahmu. atau juga karena aku tak mau terlihat begitu mencintaimu.
kulapisi telingaku agar tak terbuai oleh manisnya suaramu. walau tak ada kata kata yang terpaut.
aku memakai baju ini untuk mencegah kulitku bergetar ketika kita bertemu.
aku memasukan tanganku ke kantong celanaku. karena jika ada kamu, tanganku tidak mau mematuhiku. atau ia akan membelaimu dengan halus bahkan tanpa kusadari.
sepatu ini akan berusaha menjauhkanmu dariku. dengan usahanya sendiri. atau sebaliknya berlari kearahmu.
aku melindungi diriku dari kamu. aku menjaga logikaku untukmu.
tapi aku tidak pernah bisa melindungi hatiku dari getaran cinta yang merasakan adanya kamu.
penetralan
Berada di sisi tegak, tengah, tidak berarah.
netral itu pelarian.
Buatku, benar-benar lari, dan sangat memuakan.
Netral itu jahat. Netral itu tidak mungkin putih.
netral juga tidak mungkin hitam.
netral itu ya netral.
Penggambaranya tanpa ada.
netral ya netral. Netral itu tidak berani. Bukan takut. Bukan pilihan.
Netral itu tidak perih. Sakit. Tidak sakit.
netral itu bukan pilihan. Bi(a)sa netral?
pagi, sepi
hanya memandang,
mungkin mengharap meleleh.
mungkin.
bunga diatas meja, kering
biasnya matahari di jendela.
tetap terdiam.
menggeser kursinya, dibawah cahaya.
terpejam.
mengharap meleleh.
sisa kenangan #1 "kalau misalnya"
Aku saat ini kelelahan mengikuti bayanganmu. Dan obatnya, hanyalah ketenangan, meskipun semu, kenyataan bahwa kau ada untukku.
Kalau saja, kau dan aku bertemu lagi, misalnya saja dibawah sebuah pohon rindang yang membuat bau kita tak tercium dunia, aku ingin kau mendekapku, meski sekejap.
Aku pada waktu ini mengkhayal terlalu jauh, terlalu tinggi, sehingga dalam sekejap aku terjatuh tanpa tahu sampai kapan aku mencapai tanah yang nyata.
Kau mengerti? ini intinya adalah aku masih menginginkanmu, bahkan jika seluruh dunia melihat kita, mencaci, mencerca, aku akan ingat untuk tetap menjaga kita didalamnya.
Tapi lebih baik inginku jangan kau baca, jangan kau terka, karena saat itu, mungkin saja, aku masih tetap akan terus mencinta.
puisi
Menjadi semakin parah
Antara kuliah, kerja, dan anak-anak
Ulang tahun!
Baru-baru ini
satu alam nyata
Melihat sesuatu dari sisi lain
Kadang-kadang kita mlihat sesuatu dengan cara kita sendiri, tanpa berusaha memahami bagaimana orang lain berpikir. Kadang kita dengan seenaknya berkata kalau kita benar dan orang lain salah. Keegoisan manusia kadang memaksa kita menyukai satu hal karena penilaian publik bukan penilaian kita sendiri, padahal hal itu bukan hal yang kita sukai.
Hal-hal seperti itu banyak terjadi di kehidupan yang sesungguhnya, dan sebagaimana keinginan dari manusia yang sadar, yang tidak ingin menyandarkan hidupnya pada manusia-manusia yang dengan egois menilai.
Kritik yang sangat bernilai, mari melihat film Ratatoullie. Seorang tikus yang memasak, di sebuah restoran ternama di prancis. Bagaimana seorang tikus bisa memasak? Padahal keberadaannya di sebuah restoran saja bisa membuat restauran tersebut kehilangan citranya di mata publik. Tikus kecil ini menyadarinya, bahwa ia seorang koki tapi ia juga seekor tikus, yang notabene adalah makhluk jorok dan menjijikan, menurut penilaian manusia. Adakah orang yang percaya kalau ia seekor tikus entah darimana, mengikuti kata-kata yang ia pegang selama hidupnya, bermimpi untuk memasak dan menjadikan sebuah restoran biasa menjadi begitu terkenal? Dan pada akhirnya, semua orang mengakui masakannya.
Atau dalam film how to train your dragon, bagaimana seorang naga ketakutan akan keberadaan manusia dan kontrasnya manusia juga takut akan keberadaan mereka. Mereka saling bunuh, saling ancam, dan terperangkap atas suatu harga diri dan keadaan yang membuat mereka tetap berada disitu dan tidak bisa pergi dari sana. Ketika ada satu manusia yang melihat naga sebagai dirinya sendiri yang sama takutnya dengan dia, dan akhirnya dia mengerti bagaimana perasaan naga-naga tersebut, akhirnya menjadi sebuah suara yang dimiliki oleh naga tersebut. Karena ia melihat sisi lain dari naga-naga yang sering dianggap menyeramkan.
Semudah itu, mereka mengkritik ketakutan manusia akan sesuatu yang mereka tidak kenal dan seenaknya menilai mereka bahwa mereka berbahaya dan diciptakan untuk menyakiti manusia, malah berakhir dengan kenyataan bahwa manusialah yang menjadi penghancur hal-hal yang bahkan mereka tidak tahu apa yang mereka hadapi. Keegoisan manusia yang menghancurkan semua hal yang mereka takuti, tanpa tahu ada berapa sisi yang harus dilihat dari sebuah hal. Sebelum mereka sadar dan menghancurkan sebuah koloni kehidupan, seperti yang telah terjadi kepada burung dodo dan binatang lain.
Jangan pernah termakan ketakutanmu. Kadang ada hal yang harus kau mengerti sebelum kau takut. Tapi ada juga hal-hal yang memang tidak perlu kau mengerti. Ada batas-batas didunia ini yang lebih baik tidak dapat ditemukan. Demi kebaikan manusia. Maka dari itu, cobalah untuk berpikir lebih luas, berpikir dari segala macam sisi kau melihat suatu hal, sebelum kau menghakimi hal tersebut. Mungkin karena itu juga kita memiliki pengadilan. Seperti pembuktian akan kebenaran dan sisi lain dari kejahatan. Mungkin seperti itu.
Entahlah, dunia terlalu luas untuk sepenuhnya dimengerti.
Asal-asalan
mom said, I’m perfect. every mom does.
My mom said that I falling in love with a perfect person. She said I like some guy with good abs, tall and handsome. She said that I always fall in love with someone with money. She said I’m as perfect as he, who I am falling in love with.
The truth is, mother, I liking them because they’re your favorite kind of guy. That was the ideology of guy I must marry with. The perfect kind of guy.
But mom, I have always falling in love with someone, that not even close to your type. I’m falling in love with him, he isn’t that handsome. He isn’t rich. He is not the safest bet. But I love him, mother. Ignoring the facts that he isn’t even accepting me. Also that he’s as old as you, mother. And the fact that he has 2 children.
I can’t tell you about him mother, I just can’t. I like to pretend that the kind of guy I like, is just the same type of guy you’ve ever want me to meet. That’s much easier.
You know mother, I’m just as perfect as him. I’m still, until now, falling in love with him. And you would never accept that. Can you deal with it, mother?
bicara tentang keinginan
tentu saja sering sekali kecewa terhadap dunia ini, tentu saja sering mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan. lalu apa? merengek meminta pada Tuhan? seakan Ia akan langsung memperbaiki segalanya? kurasa bukan begitu cara Ia mencintai.
lalu, jika tidak dikabulkan saat itu juga, kau akan merengek ingin mati. ADA YANG SALAH DALAM HIDUPMU!
karena kau tidak harus mati jika ditinggal oleh kekasihmu.
kau tidak harus mati karena tidak mampu bayar kuliah.
kau tidak perlu mati karena kau malu atau tidak mampu!
buatku, kau mati atau tidak, tidak akan membuat perbedaan yang terlalu besar.
aku golongan keras. aku bisa tidak menangis melihat orang meninggal, karena buatku mati juga adalah pilihan hidupmu, saat ini atau nanti, tentu ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. aku justru senang kalau ada anak muda yang memilih mengakhiri hidupnya lebih dini, karena bagi anak muda lainnya itu berarti berkurangnya saingan. hanya sejauh itu aku menganggap orang yang berani mati, tapi tidak berani hidup.
berani mati itu mudah. tapi apa kau berani hidup?
keterlaluan
nanti suara hatipun tidak terdengar
jangan jadi terlalu terang
nanti putih pun jadi buram
tapi jadilah orang biasa
dimana semua terlihat biasa saja.
fair, unfair, lucky
I have a unordinary way to thinking about my life. you see, I think He (I mean God) give me a very fair life. that’s why I rarely very happy like very happy.
as an example, this morning, I have to get my jeans wet for pouring my drink, just because I met my crush. Yes, I met him, but with half my jeans soaked like… well, you know. another example, I lost Rp 3.000.000, for entering the best university in my country, because I already signing in another university. you see, how fair my life was? awesome wasn’t it? and perhaps, I don’t have to go to hell because I already pay my happiness with sadness and disappointment.
and I started o thinking, when I get married someday, who will I lost? is that fair enough?
in other way, I also think that this was all I want for my life, a choice I made for my life.
life does funny.
Pintu gerbang
Kita sering membicarakan tentang kedatangan dan kepergian. Aku menemukan sebuah tanda dari tempat kita pergi dan datang.
Namanya Gerbang.
Gerbang kedatangan, sebagai sebuah simbol dari penerimaan seseorang yang biasanya terbuat dengan bahan-bahan yang terbaik, dengan tulisan-tulisan yang megah, dan dengan semua ornamen yang selalu dianggap tidak biasa, unik, menarik, mudah dibaca, simpel, seperti ingin menciptakan kesan dari pandangan pertama.
Hampir persis manusia, yang berpenampilan menarik, unik, dan memiliki ciri khas hingga mampu menghasilkan kesan yang jelas dalam satu jabatan tangan. Dengan kemampuan yang dipoles dari pengalaman sebelum-sebelumnya, mereka belajar dengan cepat, dan beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan yang selalu berkembang, lalu menciptakan sebuah sikap yang baru yang siap di implementasikan. Selalu akan jadi seperti itu.
Tapi tetap saja ada gerbang kepergian. Seharusnya sebagai simbol penghargaan, simbol dari ucapan terimakasih yang tidak akan berakhir, walaupun hanya sebuah tulisan dan tidak terlalu penting, gerbang kepergian, adalah hal yang akan kau inget untuk terakhir kalinya kau bersama. Seperti sebuah kesimpulan dari perjalanan selama ini. Terimakasih. Selamat jalan. Sampai jumpa lagi. Dan sayangnya, sepertinya kurang ada yang memahami pentingnya gerbang kepergian ini memiliki kekuatan yang hebat, sehingga lebih banyak ucapan selamat tinggal yang rusak bila dibandingkan dengan selamat datang.
Dan seperti manusia, mereka mengakhirinya dengan mudah, tanpa beban, seperti tidak berharga, padahal kesan itulah yang memberikan pelajaran yang sangat berharga yang bernama pengalaman. Dan sebagai hal pengingat, seperti semacam jasa dan keinginan untuk berterimakasih karena telah diberi pelajaran yang sangat berharga. Dan seringnya, yang manusia lupakan adalah kepergian itu, sehingga kenangan itu tidak ditutup dengan manis, dengan menjadi sebuah hal yang akan diingat selamanya. Karena yang tersisa dari sebuah awal dan akhir adalah kenangan. Pintu gerbang kepergian itu rusak, ucapan terimakasih itu rusak, dan hampir 1/3 pertemuan dari awal pertemuan akan jadi rusak.
Tapi akankah ada orang yang tahu, siapa yang merusakan gerbang itu? Atau menyia-nyiakannya dan menjadi tidak berguna?
***
Tidur pagi, kereta pagi, kelas pagi
17 Februari 2011
7:49
"Matahari bersinar cerah, seolah tersenyum senang. " sepetik kenangan dari sherina. Lagu yang dulu sangat terkenal dan mengena. Seperti mengingatkan masa lalu, seperti sesuatu.
Menghabiskan waktu sendirian, seperti orang bodoh. Berpikir keras mengenai sesuatu dan merasa nyaman di antara orang asing.
Tatapan senyum dari orang asing, adalah bagiku janji untuk bertemu dan berkata terimakasih esok hari.
Berpikir keras, mengasah otak, untuk tetap menjadi tajam, peka, keras, dan sadar akan kehidupan yang pasti keras. Sial. Hal-hal seperti ini membuat hatiku terasa terlalu tajam, dan akibatnya menilai terlalu kritis, kemudian terluka karena diri sendiri.
memulai hari, dengan rebutan modem.
gw bangun dengan belek di sekitar mata gw. fine. gw cewe. terus kenapa? manusia juga belekan.
pas kebangun, pertama kali gw liat itu bunda, di kamar gw, ngambil modem murahan yang gw sandra semaleman.
oke, gut. gw lanjut tidur. kebangun jam…. berapa ya? lupa. pokoknya bangun-bangun pengen baca-baca blog sekalian jalan-jalan. *ha?*
modemnya raib. dan bunda yang lagi keranjingan maen farmville, lagi asik mungkin. iya gasalah baca, bunda emang lagi demen main farmville. wth. yaudah gw pasrah, berusaha OL dengan tenaga dari hape yang masih nyisa. *setelah beberapa klik dan sambungan kabel* voilla, gw bisa Ol dengan kecepatan siput. yah, mendinglah, daripada gw manyun.
tapi, kenapa oh mengapa, si hape a.k.a modem ngerestart dirinya sendiri. awalnya gw fine fine aja. tapi setelah 3 kali, nyaris gw lelepin di bak itu hape.
cih. gw liat jam, ternyata udah agak siang, jam satuan lah. seyakin-yakinnya hati gw, bunda udah tidur, gw naek ke atas, hanya dengan jari tengah dan telunjuk kaki. *jempol gw nyut-nyutan* nyolong tuh modem. dan akhirnyaaaaa gw dapet tuh modem, yeay!
satu jam kemudian bunda bangun dan meminta haknya. aaahh, hidup memang begitu. *antiklimaks*
sejarah sendal jepit yang baru dibuat. (yg baru dibuat sejarahnya, bukan sendalnya)
Sesungguhnya, saya ingin cepat cepat bercerita tentang pengalaman sendal jepit di pulau bali.
Dia perginya dengan hati gaenak banget gitu, tapi kan takut sia sia perjalanan yang sudah direncanakan panjang lebar ini. yasudahlah dia pergi.
sandal jepit mempelajari banyak hal di bali. sumpah.
bukan sekarang ceritanya, karena si empunya sendal alias kaki, merasa kebauan jadi mesti bebenah dulu. besok ya, sendal jepit pasti bakalan cerita…
kedai kopi
lagu sudah diputar berulang-ulang.
berbatang-batang rokok menjadi abu.
humor dibicarakan semua.
pembicaraan hanya akan selesai,
jika kantong sudah menipis
kesal karena suatu hal
mungkin aku ini tipe orang yang cepat akan mati.
mungkin karena aku tipe orang yang terlalu sombong
karena aku tahu setinggi apa aku mendongakkan kepala hingga tidak melihat kebawah.
mungkin karena aku mengetahuinya tapi tidak mengubahnya.
sial.