Delicious LinkedIn Facebook Twitter RSS Feed

sisa kenangan #3 "sekali saja"

hari ini hujan seharian. psikologisnya sudah lama ia buat tegak dan terjaga, tapi tetesan air hujan yang terus menerus memberikan logika baru padanya. miringlah otaknya. dan kembali hormon hormon sialan memenuhi dadanya. ia hampir meledak. pada saat yang sama saat kenangan memperkosa ia dengan sengaja. dan ia menyalahkan hujan, memberatkan semua dosa pada tetesan yang turun dengan kemurnian.

ia kembali merindu. merindu di saat yang tepat ketika ia menyiksa dirinya dengan cinta. saat ini ia rekatkan hatinya dengan tubuhnya. ia tahu ia akan kembali hancur berantakan dengan dirinya sendiri. sekali lagi ia mengutuk hujan yang datang seharian. ia hampir orgasme, dengan kepuasan atas sakit yang kenangan beri padanya. tidak akan pernah puas.

rindu ini, cinta yang ini, mendesaknya dalam kepuasan yang sangat-sangat menyakitkan. tapi ia ketagihan. air matanya meleleh pelan, ia pandangi wajahnya di cermin. tidak ada kepuasan yang harusnya ia lihat disana. malah banyak ada bekas luka yang tidak pernah bisa hilang, dan juga luka luka baru yang kelihatan masih sangat segar. dan yang lama? ia gosokan garam disana, agar ia selalu ingat kesakitan ini adalah kepuasannya. adalah penopang hidupnya.

jendela kamar suram itu hanya ada satu dan disana masih hujan.

ia masih belum orgasme tapi ia sudah hancur. meringkuk dalam di lantai dingin dan basah. lalu ia mulai menulis,


"kali ini aku hancur lagi. kali ini aku tidak bisa lagi mengatakan cintaku. kali ini kata-kataku abadi."



kertasnya ia balik, dan kembali menulis.


kumohon, kembalilah dan buktikan cintamu padaku sekali saja.



dan ia mati.



oh tidak, jantungnya berdetak, nafasnya berhembus, tapi hatinya mati. kali itu saja, ia kehilangan semangat dalam matanya dan terpekur . meyakini dirinya sendiri bahwa ia sudah mati.

sisa kenangan #3 "saat yang tepat"

aku menggunakan kacamata, meski mataku masih sehat yang justru membuatku tidak dapat melihat. aku mengenakan baju yang biasa saja. mengenakan celana jeans yang bersaku lebar. dan bersepatu. jujur, aku ingin membawa jaketku. tapi diluar sangat panas. jadi aku berangkat. kusisipkan kedua tanganku di kantong jeansku.

aku akan bertemu denganmu. karena itu aku bergaya seperti ini. dan ketika aku bertemu denganmu, kau bertanya satu hal padaku. "kenapa kamu datang dengan gaya seperti ini?"

aku hanya tersenyum, tapi pikiranku sudah siap menjawab.

aku mengenakan kacamata ini karena aku lelah terpaku oleh cahaya yang terpancar dari wajahmu. atau juga karena aku tak mau terlihat begitu mencintaimu.

kulapisi telingaku agar tak terbuai oleh manisnya suaramu. walau tak ada kata kata yang terpaut.

aku memakai baju ini untuk mencegah kulitku bergetar ketika kita bertemu.

aku memasukan tanganku ke kantong celanaku. karena jika ada kamu, tanganku tidak mau mematuhiku. atau ia akan membelaimu dengan halus bahkan tanpa kusadari.

sepatu ini akan berusaha menjauhkanmu dariku. dengan usahanya sendiri. atau sebaliknya berlari kearahmu.

aku melindungi diriku dari kamu. aku menjaga logikaku untukmu.

tapi aku tidak pernah bisa melindungi hatiku dari getaran cinta yang merasakan adanya kamu.

penetralan

netral itu sulit. sangat perih.
Berada di sisi tegak, tengah, tidak berarah.

netral itu pelarian.
Buatku, benar-benar lari, dan sangat memuakan.
Netral itu jahat. Netral itu tidak mungkin putih.

netral juga tidak mungkin hitam.
netral itu ya netral.
Penggambaranya tanpa ada.

netral ya netral. Netral itu tidak berani. Bukan takut. Bukan pilihan.
Netral itu tidak perih. Sakit. Tidak sakit.

netral itu bukan pilihan. Bi(a)sa netral?

pagi, sepi

seseorang terduduk terdiam,
hanya memandang,

mungkin mengharap meleleh.
mungkin.

bunga diatas meja, kering
biasnya matahari di jendela.

tetap terdiam.
menggeser kursinya, dibawah cahaya.
terpejam.
mengharap meleleh.

dilema

terlalu banyak merangkai kata
fisikku terluka parah
kekurangan asupan kalimat
hatiku berasa tamat.

sisa kenangan #1 "kalau misalnya"

Kalau misalnya, kita bertemu di suatu masa, tempat sunyi yang sepi, aku akan dengan tulus memintamu memelukku.

Aku saat ini kelelahan mengikuti bayanganmu. Dan obatnya, hanyalah ketenangan, meskipun semu, kenyataan bahwa kau ada untukku.

Kalau saja, kau dan aku bertemu lagi, misalnya saja dibawah sebuah pohon rindang yang membuat bau kita tak tercium dunia, aku ingin kau mendekapku, meski sekejap.

Aku pada waktu ini mengkhayal terlalu jauh, terlalu tinggi, sehingga dalam sekejap aku terjatuh tanpa tahu sampai kapan aku mencapai tanah yang nyata.

Kau mengerti? ini intinya adalah aku masih menginginkanmu, bahkan jika seluruh dunia melihat kita, mencaci, mencerca, aku akan ingat untuk tetap menjaga kita didalamnya.

Tapi lebih baik inginku jangan kau baca, jangan kau terka, karena saat itu, mungkin saja, aku masih tetap akan terus mencinta.
menurutmu apakah pengetahuan untukmu sangat penting?

menurutku ya. sangat penting. tapi ada konsekuensinya. hampir seperti semua hal yang kita lakukan setiap hari, hubungan sebab akibat, dan sebagainya. 

menyakitkan. 

ketika kau tidak tahu apa-apa, kau bisa bahagia tanpa peduli apapun. jika kau tidak tahu, tidak akan ada bayangan-bayangan aneh hanya karena pada kenyataannya kau tahu sesuatu.

kesakitan karena pengetahuanmu terhadap sesuatu membuat aku kehilangan minat untuk menjadi peka. untuk mengetahui lebih lanjut, untuk menjadi seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas. memang bodoh, tapi apa boleh buat, aku masih tetap diharuskan untuk mengisi otakku dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru. 


aku lebih memilih tidak tahu. karena ketidaktahuan menenangkan. coba kucontohkan: kalau kau tahu besok kiamat apakah kau bisa tidur siang dengan nikmat? 


oleh karena itu, aku iri pada mereka yang tidak tahu. tapi pengetahuan itu candu. karena semuanya berkaitan, sehingga jadi candu. dan semakin aku tahu semakin menyayat hati. 

jika aku bertanya ada apa, dan kau menjawab aku tidak perlu tahu, aku mengerti kesakitannya hanya terletak di penolakan dan bukan di pengetahuan yang tidak pernah kau biarkan aku untuk sakit. kau mengerti?


ada hal-hal yang sebaiknya kita tidak pernah tahu, dan ada selalu hal yang memaksa kita menyakiti diri sendiri.

puisi

 
Dengar dengar! Aku membuat puisi, berbahasa Jerman.  Dengar ya...

Zeitloss

Ich habe meine Augen geschlossen
Gehe in meiner Traum
Da ist zeitloss

Ich bin falsch
An unserem Gesichte erinnert
Ich habe ohne Zeit zu verbringen

Ich will hier
In einem Zeit
Niemals werde traurig

Die Zeit läuft so schnell
Meine Zeit steht hier still

Dengan terjemahan bahasa Indonesia

Tak berwaktu

Aku menutup mata
Pergi ke mimpi saya
Disana tak berwaktu, tanpa masa.

Aku salah
Mengingat waktu kita yang telah
Aku menghabiskan sesuatu yang tidak kupunya

Aku mau disini
Disatu waktu ini
Tidak akan merasa sedih

Waktu berjalan begitu cepat
Waktuku terhenti bergerak

Menjadi semakin parah

Setiap aku memejamkan mata hati ku mengingatmu. Seakan-akan bodoh saja, seakan akan tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada siapapun. 

Karena hampir setiap hari aku akan melihat sosokmu di tubuh lelaki manapun. Aku melihat matamu di mata siapapun. Aku melihat bayanganmu di mana-mana. Aku melihat senyummu di cermin otakku. Aku selalu melihatmu, sebagai sebuah imajinasi, seperti mata hati yang bekerja keras menyerap sinyal-sinyal kehadiranmu yang benar-benar seperti orang bodoh.

Aku seperti anak kecil yang pertama kali mengenal cinta. Aku benar-benar benci akan kenyataannya, bahwa aku mencintaimu seperti anak kecil yang mencintai mainan koboinya. Aku benar-benar sudah gila.

Sudah hampir beberapa tahun tidak bertemu, beberapa abad bagiku untuk tetap berharap. Dalam beberapa tahun ini aku kecewa dan kekecewaaanku memuncak. Tapi sejauh apa 

Antara kuliah, kerja, dan anak-anak

*ketika menikmati susu di malam yang terlalu malam.*

Teringat bagaimana susu kita minum ketika kita masih kecil dan tanpa beban. Lalu teringat cara belajar kita ketika kita masih di tingkatan sd, yang sangat mengagetkan. Karena saya tidak pernah sekalipun mencontek ketika ujian, ulangan dan semua tes yang sudah diadakan oleh yang seharusnya mengadakan. Saking baiknya, saking polosnya. Saking diaturnya akhlak kami ketika kami kecil.


Menginjak smp, dan sma, lingkungannya sangat mendukung untuk mencontek, malas-malasan dan sebagainya. Karena lingkungan smp dan sma disiapkan bukan untuk murid-muridnya, tetapi untuk sekolahnya. Kedatangan kami tidak terlalu penting. Yang penting adalah kelulusan kami. Terasa sekali,  bagaimana perubahannya. Dan untuk anak sd kelas 6 yang masih hidup di angan-angan, aku melihatnya dengan seksama.

Anehnya, tidak ada seorangpun yang butuh tidur cukup dan bangun pagi. Tidak ada anak smp atau sma yang tertidur di atas meja belajarnya ketika sedang belajar atau membaca buku. Sangat berbeda ketika masih sekolah dasar.
*seruput es susu dingin*

Ketika smp atau sma, kemungkinan besar tidak ada satupun pelajaran dan sesuatu apapun yang kuingat dan pantas kuingat karena sesuatu itu begitu penting. Entahlah, kecuali cinta pertama, pelajaran demi pelajaran hanya lewat dan mampir, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Tidak ada yang menempel sedikitpun karena terlalu menarik. Entahlah. Mungkin juga karena terlalu banyak mata pelajarannya. Entah juga ya.

Yang pasti, susu yang dulu ketika sd enak, masih tetap enak ketika kita dewasa.

Ulang tahun!

My 20th birthday.
Kepala dua. Kata bunda, menikahlah. Hehehehe. Sesegera mungkin bunda. Sesegera mungkin...


Kali ini gatau harus bicara apa, kecuali aku punya banyak teman yang sangat baik.. :)
Ulang tahunnya kemarin, dan ya aku virgo.
Rasanya semakin senang, semakin harus cepat dewasa, semakin lebih cepat meraih puncak dunia.

Selamat datang dunia dewasa!! Kusambut kau dengan siap.

Baru-baru ini


Maaf lama tidak bertemu, maaf lama tidak menulis. Maaf bagi penikmat-penikmat. Maaf.

Tapi ada kabar baru. Baru-baru ini ternyata aku hampir kehilangan apa yang biasa kusebut sebagai aku yang biasa. Aku yang biasa, dan agak peka. Aku yang sering terlalu peka terhadap suatu kejadian dan kemudian marah, dan kemudian terluka sendiri, kemudian merasa sedih sendiri. Tapi aku merombak sedikit bagian diriku, menjadi lebih baik, meski sedikit.

Dan yang aku lupakan adalah menilai seseorang dari bagian lain dari dirinya. Aku lupa! Sungguh. Akhir -akhir ini aku hampir selalu tersinggung atas hal yang biasanya kuputar balik segalanya. Kuputar-putar lagi cara pandangku, sebelum akhirnya menentukan beberapa kesimpulan yang memungkinkan.

Aku kehilangan itu. Tolong! Aku kembali menjadi orang pemarah yang picik dan bodoh. Aku kembali menjadi seperti itu, dan sebelum terlalu jauh, ada kejadian yang terjadi padaku.

Terjadinya aku ditegur dengan sopan, sangat sopan, bahwa ada penilaianku yang keliru. Bahwa ada kesimpulanku yang benar-benar menuduh dan tentu saja salah. Dan orang yang memberitahuku adalah orang yang sama sekali tidak aku duga untuk melakukannya. Agak bodoh, agak merasa sedih, dan tersentuh.

Alhamdulillah.

satu alam nyata

Sudah lama sekali tidak jatuh cinta dengan seorang yang bisa kurasakan dimensinya.
Sesekalinya juga kuragukan hatiku antara cinta, atau hanya sepintas saja.

Tapi bagaimanapun
Aku ingin hujan saja yang menyamarkan pandangan kita, bukan kau atau aku.
Aku lebih ikhlas jika gempa yang menghentikan langkah kita, daripada kau dan aku.

Melihat sesuatu dari sisi lain

Kadang-kadang kita mlihat sesuatu dengan cara kita sendiri, tanpa berusaha memahami bagaimana orang lain berpikir. Kadang kita dengan seenaknya berkata kalau kita benar dan orang lain salah. Keegoisan manusia kadang memaksa kita menyukai satu hal karena penilaian publik bukan penilaian kita sendiri, padahal hal itu bukan hal yang kita sukai.

Hal-hal seperti itu banyak terjadi di kehidupan yang sesungguhnya, dan sebagaimana keinginan dari manusia yang sadar, yang tidak ingin menyandarkan hidupnya pada manusia-manusia yang dengan egois menilai.

Kritik yang sangat bernilai, mari melihat film Ratatoullie. Seorang tikus yang memasak, di sebuah restoran ternama di prancis. Bagaimana seorang tikus bisa memasak? Padahal keberadaannya di sebuah restoran saja bisa membuat restauran tersebut kehilangan citranya di mata publik. Tikus kecil ini menyadarinya, bahwa ia seorang koki tapi ia juga seekor tikus, yang notabene adalah makhluk jorok dan menjijikan, menurut penilaian manusia. Adakah orang yang percaya kalau ia seekor tikus entah darimana, mengikuti kata-kata yang ia pegang selama hidupnya, bermimpi untuk memasak dan menjadikan sebuah restoran biasa menjadi begitu terkenal? Dan pada akhirnya, semua orang mengakui masakannya.

Atau dalam film how to train your dragon, bagaimana seorang naga ketakutan akan keberadaan manusia dan kontrasnya manusia juga takut akan keberadaan mereka. Mereka saling bunuh, saling ancam, dan terperangkap atas suatu harga diri dan keadaan yang membuat mereka tetap berada disitu dan tidak bisa pergi dari sana. Ketika ada satu manusia yang melihat naga sebagai dirinya sendiri yang sama takutnya dengan dia, dan akhirnya dia mengerti bagaimana perasaan naga-naga tersebut, akhirnya menjadi sebuah suara yang dimiliki oleh naga tersebut. Karena ia melihat sisi lain dari naga-naga yang sering dianggap menyeramkan.

Semudah itu, mereka mengkritik ketakutan manusia akan sesuatu yang mereka tidak kenal dan seenaknya menilai mereka bahwa mereka berbahaya dan diciptakan untuk menyakiti manusia, malah berakhir dengan kenyataan bahwa manusialah yang menjadi penghancur hal-hal yang bahkan mereka tidak tahu apa yang mereka hadapi. Keegoisan manusia yang menghancurkan semua hal yang mereka takuti, tanpa tahu ada berapa sisi yang harus dilihat dari sebuah hal. Sebelum mereka sadar dan menghancurkan sebuah koloni kehidupan, seperti yang telah terjadi kepada burung dodo dan binatang lain.

Jangan pernah termakan ketakutanmu. Kadang ada hal yang harus kau mengerti sebelum kau takut. Tapi ada juga hal-hal yang memang tidak perlu kau mengerti. Ada batas-batas didunia ini yang lebih baik tidak dapat ditemukan. Demi kebaikan manusia. Maka dari itu, cobalah untuk berpikir lebih luas, berpikir dari segala macam sisi kau melihat suatu hal, sebelum kau menghakimi hal tersebut. Mungkin karena itu juga kita memiliki pengadilan. Seperti pembuktian akan kebenaran dan sisi lain dari kejahatan. Mungkin seperti itu.

Entahlah, dunia terlalu luas untuk sepenuhnya dimengerti.

Asal-asalan

Aku bodoh sejak kecil. Tidak pernah tumbuh menjadi orang yang benar-benar pintar. Tapi aku orang  yang berusaha, dan aku cerdas. Karena aku menganggap cerdas adalah kata yang lebih tinggi daripada  pintar.  Pendapat pribadi saja, karena jika aku adalah orang sukses, yang akan kupekerjakan adalah  orang yang cerdas, bukan orang yang pintar, apalagi tekun.  Bukannya pemilih. Banyak alasan pribadi.  Dan aku benci penjilat,orang yang hidup seakan-akan dari mulut dan lidahnya.

Tidak boleh terlalu lama berbicara tentang diri sendiri, nanti kehidupanmu akan terpusat pada dirimu  sendiri, dan itu akan membuatmu hidup hanya dengan dirimu sendiri.

Kepercayaan dirimu, tidak perlu kau sandingkan dengan kemunafikanmu, atau ketakutanmu. Karena  menjadi percaya diri adalah tentang caramu menghargai diri sendiri, caramu membawa dirimu sendiri  dalam sebuah pergaulan. Perlakukan dirimu sendiri dengan baik. Itulah percaya diri.

Jadi jangan salahkan diri sendiri jika kau tidak percaya diri. 

dan jangan lupa  untuk menghargai orang lain. karena caramu memperlakukan mereka akan mereka balas dengan persis sama. 

begitulah hidup. lebih mudah jika kau menghargai hidup dengan hidup dengan penghargaan, maka orang lain akan menghargaimu balik. jika kau menilai seseorang sebagai sampah. dan semua orang menganggapmu jauh lebih rendah daripada sampah.

mom said, I’m perfect. every mom does.

My mom said that I falling in love with a perfect person. She said I like some guy with good abs, tall and handsome. She said that I always fall in love with someone with money. She said I’m as perfect as he, who I am falling in love with.

 

The truth is, mother, I liking them because they’re your favorite kind of guy. That was the ideology of guy I must marry with. The perfect kind of guy.

 

But mom, I have always falling in love with someone, that not even close to your type. I’m falling in love with him, he isn’t that handsome. He isn’t rich. He is not the safest bet. But I love him, mother. Ignoring the facts that he isn’t even accepting me. Also that he’s as old as you, mother. And the fact that he has 2 children.

 

I can’t tell you about him mother, I just can’t. I like to pretend that the kind of guy I like, is just the same type of guy you’ve ever want me to meet. That’s much easier.

You know mother, I’m just as perfect as him. I’m still, until now, falling in love with him. And you would never accept that. Can you deal with it, mother?

bicara tentang keinginan

tentu saja sering sekali kecewa terhadap dunia ini, tentu saja sering mendapatkan sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan. lalu apa? merengek meminta pada Tuhan? seakan Ia akan langsung memperbaiki segalanya? kurasa bukan begitu cara Ia mencintai.

 

 

lalu, jika tidak dikabulkan saat itu juga, kau akan merengek ingin mati. ADA YANG SALAH DALAM HIDUPMU!

karena kau tidak harus mati jika ditinggal oleh kekasihmu.

kau tidak harus mati karena tidak mampu bayar kuliah.

kau tidak perlu mati karena kau malu atau tidak mampu!

 

 

buatku, kau mati atau tidak, tidak akan membuat perbedaan yang terlalu besar.

aku golongan keras. aku bisa tidak menangis melihat orang meninggal, karena buatku mati juga adalah pilihan hidupmu, saat ini atau nanti, tentu ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. aku justru senang kalau ada anak muda yang memilih mengakhiri hidupnya lebih dini, karena bagi anak muda lainnya itu berarti berkurangnya saingan. hanya sejauh itu aku menganggap orang yang berani mati, tapi tidak berani hidup.

 

berani mati itu mudah. tapi apa kau berani hidup?

keterlaluan

jangan jadi terlalu hening
nanti suara hatipun tidak terdengar

jangan jadi terlalu terang
nanti putih pun jadi buram

tapi jadilah orang biasa
dimana semua terlihat biasa saja.

fair, unfair, lucky

I have a unordinary way to thinking about my life. you see, I think He (I mean God) give me a very fair life. that’s why I rarely very happy like very happy.

as an example, this morning, I have to get my jeans wet for pouring my drink, just because I met my crush. Yes, I met him, but with half my jeans soaked like… well, you know. another example, I lost Rp 3.000.000, for entering the best university in my country, because I already signing in another university. you see, how fair my life was? awesome wasn’t it? and perhaps, I don’t have to go to hell because I already pay my happiness with sadness and disappointment.

and I started o thinking, when I get married someday, who will I lost? is that fair enough?

in other way, I also think that this was all I want for my life, a choice I made for my life.

life does funny.

Pintu gerbang

Kita sering membicarakan tentang kedatangan dan kepergian. Aku menemukan sebuah tanda dari tempat kita pergi dan datang.

 

Namanya Gerbang.

 

Gerbang kedatangan, sebagai sebuah simbol dari penerimaan seseorang yang biasanya terbuat dengan bahan-bahan yang terbaik, dengan tulisan-tulisan yang megah, dan dengan semua ornamen yang selalu dianggap tidak biasa, unik, menarik, mudah dibaca, simpel, seperti ingin menciptakan kesan dari pandangan pertama.

 

Hampir persis manusia, yang berpenampilan menarik, unik, dan memiliki ciri khas hingga mampu menghasilkan kesan yang jelas dalam satu jabatan tangan. Dengan kemampuan yang dipoles dari pengalaman sebelum-sebelumnya, mereka belajar dengan cepat, dan beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan yang selalu berkembang, lalu menciptakan sebuah sikap yang baru yang siap di implementasikan. Selalu akan jadi seperti itu.

 

Tapi tetap saja ada gerbang kepergian. Seharusnya sebagai simbol penghargaan, simbol dari ucapan terimakasih yang tidak akan berakhir, walaupun hanya sebuah tulisan dan tidak terlalu penting, gerbang kepergian, adalah hal yang akan kau inget untuk terakhir kalinya kau bersama. Seperti sebuah kesimpulan dari perjalanan selama ini. Terimakasih. Selamat jalan. Sampai jumpa lagi. Dan sayangnya, sepertinya kurang ada yang memahami pentingnya gerbang kepergian ini memiliki kekuatan yang hebat, sehingga lebih banyak ucapan selamat tinggal yang rusak bila dibandingkan dengan selamat datang.

 

Dan seperti manusia, mereka mengakhirinya dengan mudah, tanpa beban, seperti tidak berharga, padahal kesan itulah yang memberikan pelajaran yang sangat berharga yang bernama pengalaman. Dan sebagai hal pengingat, seperti semacam jasa dan keinginan untuk berterimakasih karena telah diberi pelajaran yang sangat berharga. Dan seringnya, yang manusia lupakan adalah kepergian itu, sehingga kenangan itu tidak ditutup dengan manis, dengan menjadi sebuah hal yang akan diingat selamanya. Karena yang tersisa dari sebuah awal dan akhir adalah kenangan. Pintu gerbang kepergian itu rusak, ucapan terimakasih itu rusak, dan hampir 1/3 pertemuan dari awal pertemuan akan jadi rusak.

 

Tapi akankah ada orang yang tahu, siapa yang merusakan gerbang itu? Atau menyia-nyiakannya dan menjadi tidak berguna?

 

***

Tidur pagi, kereta pagi, kelas pagi

 

17 Februari 2011

7:49

"Matahari bersinar cerah, seolah tersenyum senang. " sepetik kenangan dari sherina. Lagu yang dulu sangat terkenal dan mengena. Seperti mengingatkan masa lalu, seperti sesuatu.

Menghabiskan waktu sendirian, seperti orang bodoh. Berpikir keras mengenai sesuatu dan merasa nyaman di antara orang asing.

Tatapan senyum dari orang asing, adalah bagiku janji untuk bertemu dan berkata terimakasih esok hari.

Berpikir keras, mengasah otak, untuk tetap menjadi tajam, peka, keras, dan sadar akan kehidupan yang pasti keras. Sial. Hal-hal seperti ini membuat hatiku terasa terlalu tajam, dan akibatnya menilai terlalu kritis, kemudian terluka karena diri sendiri.

gambar


daku bercerita
terperangkap waktu senja
daku menderita
di atas bara senja
kalau daku menggambar
dia dan dunia diam.

bayangkanlah,
dalam satu ruang
hanya ada satu senja
hanya satu.

memulai hari, dengan rebutan modem.

gw bangun dengan belek di sekitar mata gw. fine. gw cewe. terus kenapa? manusia juga belekan.

pas kebangun, pertama kali gw liat itu bunda, di kamar gw, ngambil modem murahan yang gw sandra semaleman.

oke, gut. gw lanjut tidur. kebangun jam…. berapa ya? lupa. pokoknya bangun-bangun pengen baca-baca blog sekalian jalan-jalan. *ha?*

modemnya raib. dan bunda yang lagi keranjingan maen farmville, lagi asik mungkin. iya gasalah baca, bunda emang lagi demen main farmville. wth. yaudah gw pasrah, berusaha OL dengan tenaga dari hape yang masih nyisa. *setelah beberapa klik dan sambungan kabel* voilla, gw bisa Ol dengan kecepatan siput. yah, mendinglah, daripada gw manyun.

tapi, kenapa oh mengapa, si hape a.k.a modem ngerestart dirinya sendiri. awalnya gw fine fine aja. tapi setelah 3 kali, nyaris gw lelepin di bak itu hape.

cih. gw liat jam, ternyata udah agak siang, jam satuan lah. seyakin-yakinnya hati gw, bunda udah tidur, gw naek ke atas, hanya dengan jari tengah dan telunjuk kaki. *jempol gw nyut-nyutan* nyolong tuh modem. dan akhirnyaaaaa gw dapet tuh modem, yeay!

satu jam kemudian bunda bangun dan meminta haknya. aaahh, hidup memang begitu. *antiklimaks*

sejarah sendal jepit yang baru dibuat. (yg baru dibuat sejarahnya, bukan sendalnya)

 

Sesungguhnya, saya ingin cepat cepat bercerita tentang pengalaman sendal jepit di pulau bali.

Dia perginya dengan hati gaenak banget gitu, tapi kan takut sia sia perjalanan yang sudah direncanakan panjang lebar ini. yasudahlah dia pergi.

 

sandal jepit mempelajari banyak hal di bali. sumpah.

 

bukan sekarang ceritanya, karena si empunya sendal alias kaki, merasa kebauan jadi mesti bebenah dulu. besok ya, sendal jepit pasti bakalan cerita… Open-mouthed smile

kedai kopi

kopi sudah tandas.
lagu sudah diputar berulang-ulang.

berbatang-batang rokok menjadi abu.
humor dibicarakan semua.

pembicaraan hanya akan selesai,
jika kantong sudah menipis

kesal karena suatu hal

mungkin aku ini tipe orang yang cepat akan mati.

mungkin karena aku tipe orang yang terlalu sombong

karena aku tahu setinggi apa aku mendongakkan kepala hingga tidak melihat kebawah.

mungkin karena aku mengetahuinya tapi tidak mengubahnya.

sial.